"SCIENCE EDUCATION"


Jumat, 21 November 2014

Tari

Beksan Topeng Gunungsari

Beksan Topeng Gunungsari ini diciptakan oleh KRT Sasmintadipuro pada tahun 1981. Beksan ini diambil dari petilan fragmen “ Ragil Kuning Murco “. Fragmen memiliki alur cerita yang jelas dan bersifat representatif atau menampilkan penokoan yang jelas. Selain itu banyak bagian – bagian yang harus ada didalam fragmen Gaya Yogyakarta, misalnya Kandha. Kandha digunakan untuk memperjelas cerita dalam adegan yang ditampilkan.
Cerita ini berawal dari kisah Gunungsari mencari istrinya yang bernama Ragil Kuning. Di dalam perjalanan mencari istrinya itu Gunungsari bertemu dengan Surowaseso yang juga sedang mencari Ragil Kuning. Karena Surowaseso menginginkan Ragil Kuning menjadi istrinya, terjadi peperangan antara Gunungsari dan Surowaseso. Kekuatan dari kedua kesatria itu menjadikan pertarungan yang sangat besar dengan pusaka-pusaka warisan dewata yang dimiliki keduanya saling memukul. Walau pada akhirnya pertarungan dimenangkan oleh Gunungsari. Tetapi didalam beksan ini tidak menampilkan semua adegan yang seharusnya ada di dalam Fragmen “ Ragil Kuning Murco “, beksan ini hanya mengambil adegan dimana Gunungsari bertemu dengan Surowaseso. Dan tidak menampilkan tokoh Ragil Kuning. ( Wawancara Bpk . Suprianto, M.Sn, diijinkan untuk dikutip )
Konsep garap dari beksan Gunungsari Surowaseso ini sama seperti dengan beksan – beksan Gaya Yogyakarta yang lainnya. Yaitu : Maju Gending, Enjer, dan Perangan. Sebagai gerak awal dari komposisi tari klasik Gaya Yogyakarta adalah sembahan yang merupakan konsep estetis dan etika keistanaan. Semula sembahan hanya sebagai penghormatan Sultan, tetapi untuk gerak tari kemudian diperindah oleh penciptanya sehinngga tidak tampak sifat wantahnya dan dapat menjadi bagian integral dengan keseluruhan tarinya.



1 komentar: